Senin, 06 Februari 2017

Artikel : Kerusakan Hutan Indonesia

Hutan tropis Indonesia adalah rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati dunia yang unik. Keanekaragaman hayati yang terkandung di hutan Indonesia. dalamnya hutan Indonesia – secara total menyimpan 289 gigaton karbon dan memegang peranan penting menjaga kestabilan iklim dunia.

kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan ekosistem hutan. Pengertian ini juga sering disebut degradasi hutan dan ditambah juga penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi. Kerusakan hutan dengan intensitas yang besar berakibat negatif pada ekosistem hutan, namun ada kerusakan hutan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan permudaan di dalam hutan.

Artikel : Kerusakan Hutan Indonesia
salah satu contoh kerusakan hutan
Kerusakan Hutan Indonesia atau ancaman yang paling besar terhadap hutan alam di Indonesia adalah penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi ladang atau perkebunan, kebakaran hutan dan eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan pemukiman, industri, maupun akibat perambahan hutan. Dan Kerusakan hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya.

Faktor-faktor penyebab kerusakan hutan adalah :
  1. Kebakaran hutan
  2. Penebangan liar
  3. Pembalakan liar
  4. Transmigrasi
  5. Konversi minyak tanah ke gas
Dampak kerusakan hutan :
  1. Fungsi hutan sebagai penyimpan cadangan air tanah akan terganggu oleh kerusakan hutan
  2. Berkurangnya daun-daun busuk dengan humus yang tebal, yang tersisa hanya kekeringan.
  3. Kerusakan hutan akan menyebabkan punahnya flora dan fauna.
  4. Terjadi erosi dan banjir
  5. Hutan rusak berarti sumber oksigen akan berkurang.
  6. Hilangnya cirikhas budaya masyarakat
Akibat Kerusakan hutan :
  1. Terganggunya sistem hidrologi
  2. Kerugian secara ekonomis
  3. Hilangnya biodiversitas atau keanekaragaman flora dan fauna
  4. Perubahan iklim dan pemanasan global
  5. Kerusakan ekosistem darat dan laut
Untuk mengurangi dampak kerusakan hutan ada berbagai cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan reboisasi dan rehabilitasi hutan, dan ini membutuhkan kerjasama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, instansi-instansi terkait, LSM, sampai masyarakat pinggir hutan.

http://hutantani.blogspot.com/

Minggu, 29 Januari 2017

Jurnal : Pengelolaan Mangrove / Vegetasi Pantai

PENGELOLAAN MANGROVE/VEGETASI PANTAI
(Study Kasus Pantai Utara Kota Surabaya)

I. Pendahuluan

Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis yang mempunyai fungsi istimewa pada suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob (Snedaker, 1978). Kostermans (1982) menyebut mangrove sebagai vegetasi berjalan yang cenderung mendorong terbentuknya tanah timbul melalui suksesi alami atau buatan dengan terbentuknya vegetasi baru pada tanah timbul tersebut.

Aksornkoae (1993) menyatakan bahwa baik struktur maupun fungsi dari ekosistem hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan sebagai berikut : Fisiografi pantai, Curah hujan, Ombak dan gelombang, Pasang Surut, Salinitas, Oksigen terlarut, Nutrien dan Tanah. Sedangkan fungsi hutan mangrove menurut Kusmana (1996) adalah sebagai: 1. penghalang terhadap erosi pantai dan gempuran ombak yang kuat; 2. pengolah limbah organik; 3. tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai biota laut; 4. habitat berbagai jenis margasatwa; 5. penghasil kayu dan non kayu; 6. potensi ekoturisme.

Selain itu Venkataramani (2004) dalam Santoso (2007) menyatakan bahwa hutan mangrove yang lebat berfungsi seperti tembok alami. Hutan mangrove mengurangi dampak tsunami dengan melalui dua cara, yaitu: kecepatan air akan berkurang karena pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume air dari gelombang tsunami yang sampai ke daratan menjadi sedikit karena air tersebar ke banyak saluran (kanal) yang terdapat di ekosistem mangrove. Secara aspek lingkungan, mangrove juga dapat menyerap berbagai macam zat kimia berbahaya dan akan menjadi substrat pada akar mangrove tersebut.

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman mangrove yang cukup tinggi, dengan tipe hutan khas yang terdapat pada sepanjang pantai atau muara sungai yang memenuhi beberapa kriteria. Dengan luasan hutan mangrove sekitar 3,7 juta ha dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satunya di kota Surabaya dengan luasan sekitar 500 ha yang dibagi menjadi dua wilayah, yaitu di kawasan pamurbaya (pantai timur Surabaya) ± 435,335 ha dan ± 118,714 ha di kawasan pantura (pantai utara Surabaya) dan sekitar 40% dari luasan kawasan mangrove tersebut mengalami kerusakan (Sumber: Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Surabaya 2011). Oleh karena itu diperlukan arahan pengendalian konversi hutan mangrove sebagai salah satu bentuk upaya menjaga ekosistem mangrove secara optimal agar memiliki nilai manfaat dan potensi yang sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan di sekitar pesisir pantai utara Surabaya dengan melakukan rehabilitasi hutan dan pengelolaan mangrove/vegetasi pantai di wilayah pantai utara tersebut.

Jurnal : Pengelolaan Mangrove / Vegetasi Pantai
Hutan Mangrove di Surabaya

II. Potensi, Tantangan dan Isu/Permasalahan

Daerah pantai utara kota Surabaya adalah salah satu kawasan mangrove yang berpotensi menjadi lokasi program pengelolaan mangrove/vegetasi pantai. Kawasan ini memiliki panjang garis pantai ± 9 km dengan luas wilayah ± 1000 ha, serta ± 118,7 ha merupakan kawasan mangrove dengan ekosistem penyusunnya dari jenis mangrove sejati yaitu Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Aiegeceras, Avicennia marina, Xylocarpus granatum, Avicennia alba dan Bruguiera gymnorhiza.

Dari 118,7 ha luasan kawasan mangrove di pantai utara Surabaya, ± 73 ha sudah mengalami kerusakan atau sekitar 40% bermasalah. Permasalahan yang terjadi pada kawasan mangrove pantai utara Surabaya ini adalah adanya dua pola pengalihan lahan yang terjadi di kedua wilayah pesisir ini, kerusakan lahan mangrove lebih disebabkan karena adanya reklamasi laut dan pantai yang secara otomatis akan mengorbankan keberadaan hutan mangrove yang juga menjadi salah satu penyusun ekosistem laut dan pantai. Dimana reklamasi laut dan pantai ini karena 1) reklamasi laut menjadi lahan perindustrian dan 2) pengalihan fungsi lahan yang tadinya sebagai kawasan lindung menjadi kawasan pelabuhan terbangun, yaitu mega proyek Kali Lamong, untuk mewujudkan sebuah pelabuhan yang bertaraf internasional.

Permasalahan lainnya adalah adanya masyarakat yang secara illegal menjadikan kawasan mangrove menjadi kawasan tambak ikan dan udang. Masyarakat membabat habis lahan mangrove kemudian mengeruknya menjadi tambak dan juga pembabatan mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidupan mereka sehari-hari.

III. Rencana Pendekatan dan Solusi Pengelolaan Mangrove

Rencana pendekatan dan solusi pengelolaan mangrove di pantura Surabaya ini dilakukan dengan pendekatan yang berbasis masyarakat, yaitu melibatkan semua lapisan masyarakat mulai dari pemerintah, stakeholder terkait, sampai masyarakat pesisir. Pengelolaan yang baik, yaitu dengan memperlihatkan berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang akan berdampak positif bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tanpa merugikan kepentingan lingkungan

Strategi pelibatan masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove sebaiknya menerapkan sistem intensif dengan harapan dapat memberikan dorongan dan kesadaran yang besar pada masyarakat dalam melakukan kegiatan pengelolaan ekosistem hutan mangrove secara lestari. Sistem intensif ini berupaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan peran serta masyarakat dengan dukungan penuh dari Pemerintah. Pelaksanaan kegiatan ini dapat diwujudkan melalui pelatihan keterampilan pengelolaan hutan mangrove, penyuluhan tentang peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan hutan mangrove di Indonesia, pembentukan kelompok swadaya masyarakat, penyebarluasan data dan informasi perencanaan rehabilitasi dan pengelolaan hutan mangrove, serta mengembangkan metode sosial budaya masyarakat yang bersahabat dengan lingkungan ekosistem hutan mangrove.

Perencanaan rehabilitasi dan pemulihan hutan mangrove pada kawasan pantai utara Surabaya adalah:
  1. Pemetaan wilayah ekosistem mangrove berdasarkan kondisi sebaran dan luasan, potensi pertumbuhan dan permasalahan pengembangan spesies.
  2. Pemulihan ekosistem dengan pembibitan mangrove dan penilaian kelayakan bibit untuk penanaman di lokasi tanam, serta pemulihan habitat yang telah rusak.
  3. Penanaman mangrove secara berkelanjutan baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, LSM, maupun masyarakat di sekitar pesisir.
  4. Pengikut sertaan masyarakat setempat dalam proses pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan rehabilitasi mangrove di kawasan pesisir.
  5. Pemberdayaan perekonomian masyarakat agar dapat memanfaatkan ekosistem pesisir baik ikan, udang dan lainnya.
  6. Pelatihan dan pengembangan sistem budidaya perikanan laut dan pesisir kepada masyarakat pesisir.
  7. Pengembangan ekowisata magrove untuk pendidikan dan wisata.
  8. Pembangunan kawasan pesisir dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pesisir.
  9. Melakukan pengawasan atau monitoring secara berkala untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanaman.
IV. Kesimpulan

Kawasan mangrove pantai utara kota Surabaya merupakan kawasan yang berpotensi untuk program pengelolaan mangrove/vegetasi pantai, karena kawasan mangrove tersebut sudah mengalami kerusakan akibat reklamasi laut dan penebangan mangrove secara illegal serta pencemaran akibat pembangunan industri.

Pengelolaan mangrove dilakukan dengan pendekatan berbasis masyarakat, dimana proses rehabilitasi harus melibatkan masyarakat setempat, mulai dari pembibitan, penanaman sampai pada pemeliharaan dan pengawasan.


Jurnal: Pengelolaan Mangrove / Vegetasi Pantai (Study Kasus Pantai Utara Kota Surabaya). Oleh: Nurmirajul Yaum, S.Hut. Dalam rangka Pengembangan Pengelolaan Hutan Mangrove.
http://hutantani.blogspot.com

Kamis, 02 Juni 2016

Dampak/Kelemahan dan Manfaat HTI (Hutan Tanaman Industri)

Dalam pembangunan hutan tanaman industri tentu saja akan menimbulkan dampak positif dan negatif dan untuk kesempatan kali ini mimin akan berbagi info tentang Dampak/Kelemahan dan Manfaat Hutan Tanaman Industri (HTI).

Dampak/kelemahan dan manfaat HTI
Hutan Tanaman Industri

# Dampak/Masalah/Kelemahan HTI :

1. Dampak Ekologi

Dampak dari segi ekologi yang ditimbulkan HTI adalah:
  • a. Menurunkan kualitas tanah

Pada pembangunan HTI hanya menanam satu jenis tanaman, dimana penanaman 1 jenis tanaman saja akan menyebabkan menurunnya kualitas tanah, sebab penanaman 1 jenis tanaman dalam jumlah yang besar akan merusak tanah, karena satu jenis tanaman seperti akasia atau eukaliptus merupakan jenis tanaman yang membutuhkan banyak air dan nutrisi, sehingga semua nutrisi dan air yang ada dalam tanah akan terserap habis.
  • b. Tanaman disukai hama

Penanaman 1 jenis tanaman pada HTI akan mengundang hama penyakit, sebab 1 jenis tanaman lebih disukai oleh hama, namun apabila lahan HTI berada dekat dengan lahan pertanian atau kebun rakyat akan merugikan pertanian atau kebun rakyat tersebut, karena hama pada HTI akan berpindah pada lahan pertanian / kebun rakyat tsb.
  • c. Merusak ekosistem hutan

Karena penanaman 1 jenis pohon saja, maka akan membuat beberapa jenis hewan tidak dapat bertahan hidup dan bahkan akan menjadi hama. Selain itu penanaman 1 jenis pohon juga akan merusak atau memusnahkan tanaman yang lainnya.

2. Dampak Sosial

Dampak sosial yang akan ditimbulkan dari pembangunan HTI yaitu:
  • Terjadi kesenjangan sosial dalam masyarakat setempat dengan pengusaha HTI
  • Bisa menimbulkan konflik perebutan lahan, apabila pengusaha HTI menggunakan lahan rakyat
  • HTI yang dibangun pada lahan rakyat akan membuat masyarakat merasa tidak aman dan tidak nyaman.

# Manfaat Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI):
  • 1. Memberikan / membuka lapangan kerja baru, sehingga kebutuhan tenaga kerja meningkat.
  • 2. Memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
  • 3. Dengan adanya HTI akan memenuhi kebutuhan produksi industri dalam negeri, seperti meubel, kayu lapis, kertas dsb.
  • 4. HTI juga bisa menjaga lingkungan sebab mampu mereduksi / menyerap emisi gas CO2.
  • 5. Mampu menyediakan energi alternatif / biomassa.

http://hutantani.blogspot.com/

Selasa, 26 Mei 2015

Pemuliaan Pohon Kehutanan

Pengertian Pemuliaan pohon adalah ilmu yang mempelajari mengenai penerapan aspek-aspek genetik pohon (tanaman).

Pemuliaan pohon kehutanan adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan prinsip-prinsip genetika hutan dalam kegiatan silvikultur (budidaya) intensif untuk menghasilkan hutan tanaman yang prospektif atau produktif, efisiensi dan kompetitif.

Pemuliaan Pohon Kehutanan

Ruang lingkup pemuliaan pohon kehutanan mencakup :

1. Penelitian (meneliti) tentang keanekaragaman hayati
2. Mengadakan penanaman percobaan dari berbagai provenans (tempat tumbuh aslinya)
3. Memilih pohon-pohon yang memiliki sifat-sifat tertentu (khas) untuk dikembangkan
4. Menyimpan genotype dalam kebun klon
5. Melakukan breeding (pengawinan)
6. Mengadakan percobaan penanaman hasil perkawinan

Variasi dalam Pemuliaan Pohon :

Dalam memahami ilmu pemuliaan pohon, sudah tentu terjadi variasi-variasi pada tanaman khususnya pohon, ada 2 sebab utama yang menimbulkan terjadinya variasi, yaitu :
  • Karena adanya perbedaan lingkungan, yang disebabkan oleh perbedaan sifat-sifat tanah, perbedaan jarak tanam, dll.
  • Karena dipengaruhi oleh perbedaan susunan genetis dari tanaman / pohon itu sendiri.
Jenis-jenis variasi tersebut adalah:
  • Variasi antar pohon : ini disebabkan karena pengaruh faktor geografis dan variasi sifat yang dipengaruhi oleh tingkat kerapatan, contohnya:
a. Variasi lokal = disebabkan oleh adanya perbedaan tempat tumbuh atau habitat
b. Variasi provenans = disebabkan oleh tempat tumbuh aslinya atau asalnya
  • Variasi dalam pohon : seperti variasi yang terjadi antara satu cabang dengan cabang lainnya.
  • Variasi klinal : dimana terjadi perubahan secara kontinyu mengikuti perubahan lingkungan yang berangsur-angsur.
Uji pertanaman dalam pemuliaan pohon :

Dalam pemuliaan pohon, ada 3 macam uji pertanaman, yitu :

1) Uji spesies (species trial) adalah uji jenis tanaman yang bertujuan untuk menentukan satu jenis tanaman yang akan dikembangkan dengan memilih jenis yang dapat tumbuh dan bertahan pada lokasi / tempat uji yang akan akan dikembangkan.

2) Uji provenansi (provenance test) adalah uji pertanaman untuk menentukan asal (habitat asli) dari jenis tanaman / pohon yang akan dikembangkan.

2 hal penting yang harus diperhatikan dalam uji ini adalah:
* Perlu memperhatikan besarnya variasi genetik benih dari masing-masing provenans
* Kemampuan beradaptasi tanaman/ pohon atau daya adaptasi yang baik

Ada 3 fase dalam uji ini :
a. Fase provenansi skala luas : bertujuan untuk menentukan besarnya dan pola variasi diantara provenans yang memberikan variasi alami yang besar
b. Fase provenansi terbatas
c. Fase pembuktian provenans

3) Uji keturunan adalah uji pertanaman yang bertujuan untuk mengetahui secara mendalam sifat-sifat keturunan dari jenis-jenis yang akan dikembangkan. Dalam uji ini, hal-hal yang dilakukan dan diketahui adalah:

a. Melakukan evaluasi nilai genetik dari pohon induk
b. Penaksiran nilai heritabilitas
c. Sebagai bahan dasar untuk melakukan seleksi pada generasi berikutnya
d. Mengetahui perolehan genetik

>> Artikel, Pengertian, Fungsi Pemulian Tanaman Kehutanan, http://hutantani.blogspot.com/

Jumat, 16 Mei 2014

Definisi / Pengertian Agronomi

Berikut ini adalah artikel tentang Definisi / Pengertian Agronomi.

Agronomi : kata agronomi berasal dari kata "agros" dan "nomos", dimana kata Agros artinya lapangan, dan Nomos berarti pengelolaan. Jadi, berdasarkan arti kata, agronomi adalah suatu ilmu yang mempalajari cara pengeloaan lahan atau tanah, dimana tanaman dapat tumbuh dan memperoleh hasil yang maksimal.

Definisi / Pengertian Agronomi

Definisi / Pengertian Agronomi :

Pengertian agronomi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik secara maksimal. Definisi agronomi adalah cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan untuk memperoleh produksi yang maksimal.

Definisi Agronomi adalah ilmu dan teknologi dalam memproduksi dan memanfaatkan tumbuhan untuk pemenuhan bahan pangan, serat, bahan bakar dan juga aplikasi lingkungan seperti reklamasi. Agronomi juga merupakan salah satu ilmu terapan yang berbasis biologi tumbuhan yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai komponen biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup) terhadap suatu individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Kegiatan agronomi mencakup kegiatan di bidang fisiologi tanaman, genetika tumbuhan, meteorologi dan ilmu tanah serta aplikasi kombinasi ilmu biologi, ekologi, genetika, kimia, topografi, ekonomi, dan kebijakan ekonomi-politik.

Tindakan agronomi adalah suatu tindakan di mana telah dilakukan pengelolaan terhadap lingkungan tempat tumbuhnya tanaman, dilakukan pemeliharaan tanaman yang telah ditanam dan dimanfaatkannya semua teknologi yang ada untuk mencapai produksi tanaman secara optimal, dan terlepas dari teknologi yang efektif dan efisien atau tidak. Pengelolaan merupakan suatu usaha untuk membuat lingkungan atau kondisi tempat tanaman tumbuh sesuai untuk tanaman yang akan ditanam. Pengelolaan dapat berlangsung secara terencana dengan memanfaatkan segala macam teknologi yang ada. Ilmu Agronomi mengkaji pemilihan benih yang baik, teknologi aplikasi pupuk yang tepat, jarak penanaman, serta kedalaman tanam untuk hasil yang maksimal.


>> Definisi / Pengertian Agronomi __  http://hutantani.blogspot.com/

Rabu, 14 Mei 2014

Definisi / Pengertian Pertanian Hortikultura

Definisi / Pengertian Pertanian Hortikultura :

Pengertian Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus, yang berarti tanaman kebun dan cultura/colere, berarti budidaya, sehingga dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.

Hortikultura merupakan cabang dari ilmu agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman herbal (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.

Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.
Definisi / Pengertian Pertanian Hortikultura

Bedasarkan jenis tanaman yang dibudidayakan, pertanian hortikultura dapat dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu yang lebih spesifik, yaitu :
  1. Olericulture adalah bagian hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman sayur.
  2. Pomology adalah bagian hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman buah-buahan
  3. Floriculture adalah bagian hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman hias
  4. Landscape horticulture adalah bagian hortilultura yang mempelajari pemanfaatan tanaman hortikultura dalam penataan lingkungan.
  5. Apiary (apikultura): bagian hortikultura yang mempelajari budidaya lebah madu.

Pada umumnya komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih hidup sehingga perisibel (mudah rusak), dan air merupakan komponen penting dalam kualitas. Ciri-ciri penting komoditas Hortikultura adalah:

1. Komoditas hortikultura (sebagian besar) dipasarkan dalam keadaan hidup. Maksudnya sesuatu yang akan mati/rusak dan tidak ada nilainya.

2. Komoditas hortikultura mudah rusak. Artinya komoditas ini tidak dapat disimpan lama, harus segera dipasarkan dan dikonsumsi.

3. Komoditas hortikultura diperdagangkan dengan kandungan air tinggi dan meruah (voluminous). Artinya untuk pengangkutan dan penggudangan memerlukan ruang yang luas. Transportasi lewat udara memerlukan biaya yang tinggi karena kandungan air.

4. Kualitas adalah kata kunci pada komoditas ini. Produk hortikultura yang tidak berkualitas tidak akan ada harganya. 

5. Komoditas ini tidak dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat, tetapi sebagai sumber vitamain, mineral atau kesenangan. Sebagai sumber kesenangan, maka sekali lagi kualitas merupakan hal yang sangat penting. 

6. Komoditas ini memerlukan penanganan pasca panen yang baik. Ini merupakan konsekuensi dari tuntutan terhadap kualitas, dan karena komoditas ini mudah rusak.

7. Komoditas ini biasanya memberikan pemasukan yang baik. dimana, komoditas hortikultura di Indonesia seringkali diusahakan dalam skala usaha yang sempit / kecil, tetapi memberikan hasil ekonomi yang tinggi. Namun modal yang diperlukan untuk mengusahakan tanaman hortikultura juga lebih banyak daripada tanaman agronomi.


>> Artikel Definisi / Pengertian Pertanian Hortikultura.
http://hutantani.blogspot.com/

Senin, 12 Mei 2014

Pengertian dan Ciri-ciri Pertanian Rakyat

Indonesia merupakan negara agraris, yaitu negara yang bersifat pertanian, dimana sebagian besar wilayahnya adalah lahan pertanian dan penduduknya bermatapencaharian dari bertani atau menjadi petani.

Pengertian dan Ciri-ciri Pertanian Rakyat  :

Pengertian pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam, yaitu pemanfaatan atau pengelolaan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama tanaman yang bersifat semusim, yang meliputi perikanan, peternakan dan kehutanan.

Pengertian Pertanian rakyat adalah usaha pertanian yang dilakukan oleh rakyat, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja terbatas dan peralatan sendiri.

Definisi Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola atau dimanfaatkan oleh rakyat pada lahan atau tanah garapan dalam rangka memenuhi kebutuhan makanan dan pangan dalam negeri.

Ciri-ciri Pertanian Rakyat :

1. Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan hidup dalam keadaan miskin, sehingga modal yang dimiliki sedikit yang mengakibatkan teknik bertani dan peralatan pertanian yang digunakan masih sederhana.

2. Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
Karena keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan juga menjadi sederhana, sehingga hasil yang diperoleh dari bercocok tanam tidak maksimal. 

3. Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
Pada umumnya tanaman yang ditanam hanyalah tanaman pangan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi para petani yang berada di bawah garis kemiskinan. Sehingga mereka hanya menanam untuk kebutuhan sehari-hari yang dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. 

4. Tenaga kerja terbatas
Biasanya pertanian rakyat adalah pertanian yang dikelola sendiri atau milik perorangan, sehingga tenaga kerjanya hanya sebatas anggota keluarga sendiri.

5. Tidak Meliki Sistem Administrasi yang Baik
Para petani biasanya bekerja sendiri-sendiri tanpa ada perkumpulan petani. Sehingga sistem administrasi seperti koperasi, tidak ada. Padahal dengan sistem administrasi koperasi yang baik maka para petani bisa lebih memiliki nilai daya tawar dan posisi daya saing menjadi lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.


>>Artikel : Pengertian dan Ciri-ciri Pertanian Rakyat
http://hutantani.blogspot.com/