Pelaksanaan Budidaya Tanaman Padi Sawah adalah diawali dengan pengukuran pH tanah, persiapan lahan sampai pada pemanenan.
Langkah-langkah pelaksanaan budidaya tanaman padi sawah sebagai berikut :
1) Pengukuran pH Tanah
Tanah dengan pH mendekati netral atau bahkan netral (nilai 7) untuk pertumbuhan tanaman padi memungkinkan hasil panen signifikan. Oleh karena itu, pengukuran pH tanah sangat diperlukan agar tingkat keasaman tanah di lahan masing-masing dapat diketahui.
2) Persiapan Lahan
Persiapan lahan dalam budidaya tanaman padi sawah meliputi pembersihan jerami atau sisa tanaman lain, pencangkulan pematang sawah untuk memperbaiki pematang-pematang sawah yang rusak, dan pemberian kapur pertanian yang disesuaikan dengan pH tanah, untuk pemupukan dasar menggunakan pupuk kandang sebanyak 4 ton/ha (pupuk kandang harus sudah matang/difermentasi), pembajakan serta penggaruan tanah. Saluran pembuangan air sebaiknya ditutup saat melakukan penggaruan, supaya pupuk yang sudah diberikan tidak hanyut terbawa oleh air.
3) Persiapan Bibit Padi dan Penanaman
Membuat persemaian merupakan langkah awal dalam budidaya. Hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan benih padi unggul bersertifikat, dengan kebutuhan benih 25-30 kg/ha. Untuk lokasi persemaian diusahakan pada tanah yang subur dengan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian buatlah bedengan berukuran 4 x 1 meter dengan tinggi 20-30 cm. Pada lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 4 bedengan. Dan untuk menghindari serangan hama tikus, sebaiknya persemaian dikelilingi pagar plastik. Berikan pupuk NPK sebanyak 250g untuk tiap bedengan. Benih padi yang telah direndam selama 1 malam siap ditebar. Bibit padi siap pindah tanam saat berumur 18 hari. Sebelum ditanam, rendam bibit yang telah dicabut dalam larutan insektisida berbahan aktif karbofuran selama 2 jam dengan konsentrasi 1 gr/liter air. Penanaman padi dilakukan dengan jumlah satu tanaman per titik tanam, menggunakan sistem jajar legowo 2-1, dengan jarak 15 x 25 cm dan lebar barisan legowo 50 cm.
4) Pemeliharaan Tanaman Padi Sawah :
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 minggu. Sebab, jika penyulaman dilakukan sudah terlalu tua, maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi menjadi tidak seragam, sehingga pemanenan jadi kurang serempak.
b. Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya meliputi penyiangan atau pengendalian rumput/gulma dan pencabutan tanaman padi terserang hama dan penyakit. Dalam budidaya dilakukan penyiangan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dilakukan pemupukan kedua dan pemupukan ketiga dengan cara mencabut gulma atau menggunakan alat gosrok/landak. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengairan adalah pengaturan air agar tetap dalam kondisi macak-macak. Tinggi air tidak lebih dari 1 cm dari permukaan tanah. Dan pengaturan air ini harus terus dilakukan sampai 10 hari menjelang pemanenan.
c. Pemupukan Susulan
Pupuk susulan dapat diberikan melalui daun ataupun akar tanaman. Untuk pemberian pupuk akar dilakukan 3 kali. Pemupukan pertama diberikan saat tanaman padi berumur 7 hst sebanyak 150 kg/ha NPK (15-15-15), dan 50 kg/ha pupuk urea. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman padi berumur 20 hst, pupuk yang digunakan adalah urea, sebanyak 50 kg/ha, dengan NPK 15-15-15 150 kg/ha. Kemudian pemupukan ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur 35hst menggunakan NPK 250 kg/ha. Sedangkan pupuk daun nitrogen tinggi dengan konsentrasi 2 gr/liter diberikan pada umur 14hst. Pada saat umur 30 dan 45 hst berikan Pupuk daun P dan K tinggi. Pemupukan phospat dan kalium saat umur 30 hst menggunakan pupuk MKP 2 gr/liter, dan saat padi berumur 45 hst berikan 4 gr/liter.
5) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Sawah
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit adalah dengan melakukan penyemprotan pestisida secara berseling atau ganti bahan aktif (bahan aktif seperti yang telah disebutkan di atas) setiap kali melakukan penyemprotan, hindari penggunaan bahan aktif yang sama secara berturut-turut agar tidak hama dan penyakit tidak resisten (kebal).
6) Pemanenan
Buah padi dapat dipanen saat 95% mulai menguning. Karena ketepatan waktu panen sangat berpengaruh pada kualitas bulir padi dan kualitas beras yang dihasilkan. Jika panen terlalu cepat menyebabkan tingginya prosentase butir yang masih hijau, yang berakibat sebagian biji tidak terisi atau rusak saat digiling. Sedangkan untuk pemanenan yang terlambat akan menyebabkan hasil berkurang karena butir mudah lepas dari malai serta beras pecah saat digiling.
>>Pertanian : Budidaya Tanaman Padi Sawah
http://hutantani.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar